Skip to main content

Posts

Showing posts with the label puisi
 MENIKAH Menikah itu bukan tentang siapa Cepat dia dapat. Bukan tentang gengsi takut di bilang tidak laku, Bukan karna kebelet ingin cepat menyalurkan nafsu. Menikah itu jika kau sudah mampu. Mampu menerima pasanganmu apa adanya. Tak hanya dalam bentuk fisik yg nantinya berubah renta, Tapi tentang perasaan yg nantinya kau jamin, akan sama seperti janji saat akad tiba. Menikah itu, harus siap ketika kau menemukan suatu kelebihan pasanganmu, dan seribu kekurangannya, bersyukur dg yang ada padanya, dan memeluk erat semua kekurangannya, seraya memperbaiki tanpa menuntut lebih. Menikah itu bukan hanya janji sehari, tetapi janji hati setia sampai mati, Menikah itu,berarti kau sudah harus siap tak melirik apapun lagi. Karena di luar sana, saat itu atau nanti, pelan tapi pasti, akan banyak orang orang tak tahu diri, yang menginginkan kau meninggalkannya, dengan segala bentuk godaan atas kelebihan yang tak kau temukan di pasanganmu. Menikah itu, ketika kau harus siap dengan segala rasa bosan be

Bidadari Tak Bersayap

  Bidadari Tanpa Sayap menjadi metafora untuk menyebut wanita pemilik hati seputih malaikat. Apakah itu ibu atau isteri yang tulus menyinta. Dengan demikian, dalam imaji sebagian orang, sosok bidadari itu – ternyata - punya sayap. Seperti ditulis dalam syair lagu, puisi dan ilustrasi yang kian sohor belakangan ini. Landskap kehidupan akhirat menjadi demikian spekulatif. Sebagian menjadi terlalu berani atau hanya ikut – ikutan. Dalam terminologi Islam, Bidadari dan malaikat adalah dua jenis makhluk Tuhan yang sangat berbeda baik secara fisik, fungsi dan asal penciptaannya. Tapi dalam kamus Inggris,  Angel  diterjemahkan sebagai malaikat dan juga bidadari. Mungkin ini yang menjadi dasar orang Indonesia – yang sebagian besar Muslim – ikut latah menyebut bidadari sebagai punya sayap, akibat mengambil begitu saja  subtitle  dari dunia Barat.      Bidadari surga dalam teks – teks Islam disebutkan sebagai wanita – wanita sebaya bagai mutiara yang tersimpan, bermata jeli lagi setia dan belum t

Segelintir Embun

Menikam Rindu

RINDU YANG SEMAKKIN TAK TERTAHAN Merah nan merekah warna bibirmu, adalah sesuatu yang patut dan pantas untuk dirindu, Lembut dan halus suaramu,memang tak pernah boleh pergi dari ngiangannya ditelinga.. Nafasmu dikala engkau mendesah kekasihku, itulah yang selalu menghantarkanku pada masa lalu, masa kita berdua, masa seakan dunia milik kita berdua. Lentik cara matamu memandang, adalah sebuah isyarat bagiku bahwa engkau memang sempurna bagiku... Wangi tubuhmu merasuk kedalam penciiumanku, ingin rasanya tak pernah lepas dari dekapanmu.... Terlau indah memang masa itu wahai ratuku, ingin rasanya waktu behenti saja disitu. Ketika itu, aku ak pernah mau menatap masa depan, karena bagiku masadepanku adalah dirimu, dan engkau datang padaku, dan menjadi milikku saat itu,.. Kini sudah setahun kita berpisah bejumpa hanya lewat suara yang agak suram.. Masihkah kau seperti itu??? Masihkah bibirmu merah seperti dulu?? Masihkah suaramu selembut dulu??? Masihkah

Langitku

 Namanya langit... tempat bergantungnya matahari yang menemaniku dari fajar hingga petang. tempat bintang bergelantungan menghiasi malamku. Namanya langit... penuh dengan keajaiban, penuh dengan kemurnian, penuh dengan cahaya, Namanya langit... tempatku menatap dikala senja melepas terik, tempatku mengadu disaat aku terpuruk..                                     Walau untuk menggapaimu adalah mustahil, bagiku memandangmu adalah berarti bagiku, memandangmu penuh dengan ketengan, warnamu, jarakmu, keheninganmu, dan ketenanganmu, adalah hal yang istimewa bagiku. Langitku.. Telah banyak yang telah kau ajarkan walau dalam kebisuanmu. telah kudapat arti diam dalam dirimu. Langitku.. Tetaplah setia menaungiku ☺☺☺☺☺