![]() |
Prosesi penerimaan adat. KADIS Pariwisata Provinsi NTT , foto by Robert Perkasa |
Kamis, 16 Oktober 2025, menjadi hari yang istimewa bagi Desa Wisata Wae Lolos. Udara pagi terasa hangat, bukan hanya karena matahari yang mulai naik di balik bukit, tapi juga karena semangat masyarakat yang menyambut tamu-tamu penting dalam acara “Bootcamp UMKM Sektor Pariwisata: Empowering Local Tourism Heroes – Transformasi Digital dan Inovasi untuk Pariwisata NTT yang Berdaya Saing.”
Kedatangan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Noldy Pellokila, S.Sos., MM., CRMO, bersama pimpinan dan staf Bank Indonesia Perwakilan Kupang, disambut dengan upacara adat Manggarai yang sarat makna.
Dengan mengenakan busana tradisional, para tokoh adat memberikan sambutan khas berupa tuak dan seekor ayam jantan berbulu putih—sebuah simbol penghormatan dan ketulusan masyarakat Wae Lolos kepada para tamu.
![]() |
Foto by Robert Perkasa |
Penyambutan adat ini bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga menjadi cerminan kuatnya identitas budaya Wae Lolos sebagai desa wisata yang menjunjung tinggi nilai-nilai lokal. Bagi masyarakat, menyambut tamu dengan cara adat adalah bentuk rasa hormat dan keterbukaan terhadap kerja sama yang membawa kemajuan.
Acara bootcamp yang digagas oleh Bank Indonesia ini bertujuan untuk memperkuat peran pelaku pariwisata lokal, agar mampu beradaptasi dengan era digital dan lebih inovatif dalam mengembangkan potensi desa.
Dalam sesi pertama, Kadis Pariwisata NTT, Bapak Noldy Pellokila, membagikan wawasan seputar manajemen destinasi, keberlanjutan lingkungan, serta penguatan UMKM ekonomi kreatif di desa wisata.
Turut hadir juga Fitri Ciptosari, S.Tr.Par., M.Si, akademisi dari Politeknik eLBajo Commodus, yang membahas pentingnya digitalisasi dan pemasaran pariwisata menuju Smart Tourism Village—konsep desa wisata cerdas yang memadukan teknologi dan kearifan lokal.
Menariknya, pada hari kedua peserta akan belajar langsung dari pengelola Desa Wisata Panglipuran, Bali, dan praktisi pariwisata Labuan Bajo. Mereka berbagi pengalaman nyata tentang bagaimana membangun cerita, menjaga kualitas layanan, dan menciptakan pengalaman berkesan bagi wisatawan.
Melalui pelatihan ini, Bank Indonesia berharap para peserta dari Desa Wae Lolos, Desa Golo Loni, dan beberapa desa wisata lain di NTT bisa menerapkan inovasi dan transformasi digital dalam kegiatan pariwisata dan UMKM mereka.
Harapannya, dari desa kecil yang dikelilingi hutan dan air terjun ini, akan tumbuh pahlawan-pahlawan pariwisata lokal yang membawa perubahan nyata untuk Nusa Tenggara Timur.