Day II Bootcamp Empowering Local Tourism Heroes : Ketika Dua Desa Bergerak Wae Lolos dan Golo Loni Menimba Inspirasi dari Penglipuran-Bali

Foto by Robert Perkasa
‎Empowering Local Tourism Heroes – Transformasi Digital dan Inovasi untuk Pariwisata NTT yang Berdaya Saing.

Hari kedua kegiatan Bootcamp UMKM Sektor Pariwisata: Empowering Local Tourism Heroes – Transformasi Digital dan Inovasi untuk Pariwisata NTT yang Berdaya Saing di Desa Wisata Wae Lolos, Kabupaten Manggarai Barat, berlangsung penuh semangat pada Jumat, 17 Oktober 2025.

Setelah pembukaan yang meriah di hari pertama, para peserta kini diajak menggali pengalaman dan praktik terbaik dalam pengelolaan desa wisata secara langsung.

‎Kegiatan hari kedua menghadirkan I Wayan Sumiarsa, perwakilan dari Desa Wisata Penglipuran, Bali—desa yang dikenal dunia karena keberhasilannya menjaga kebersihan, adat, serta keharmonisan antara manusia dan alam.

‎Dalam sesi utama, I Wayan Sumiarsa membagikan pengalaman berharga tentang perjalanan Desa Penglipuran dalam membangun pariwisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

‎Ia menekankan pentingnya kolaborasi warga, kedisiplinan menjaga lingkungan, serta penghargaan terhadap aturan adat sebagai fondasi utama dalam pengelolaan destinasi wisata.

‎“Setiap desa memiliki identitas dan cerita yang unik. Jika dijaga dengan baik dan dikembangkan dengan inovasi, desa itu akan menjadi destinasi yang hidup dan dicintai wisatawan,” ujar I Wayan Sumiarsa di hadapan peserta.

Foto by Robert Perkasa
Sesi diskusi berlangsung hangat dan penuh semangat. Para peserta dari Desa Wae Lolos dan Desa Golo Loni aktif berbagi pandangan tentang tantangan dan peluang dalam mengembangkan desa wisata di wilayah masing-masing.

‎Isu seperti promosi digital, peran pemuda, pengelolaan sampah, dan penguatan UMKM lokal menjadi topik yang paling menarik perhatian.

Praktik Lapangan ke Cunca Plias dan Kolam di Atas Awan

Usai sesi materi, kegiatan berlanjut dengan pelatihan lapangan (proses guide) menuju dua destinasi unggulan Desa Wae Lolos, yakni Air Terjun Cunca Plias dan Kolam di Atas Awan.

Dalam pelatihan ini, peserta mempraktikkan langsung teknik guiding profesional, mulai dari cara menyambut wisatawan, mengenalkan potensi alam dan budaya, hingga mengatur perjalanan wisata yang aman dan berkesan.

‎Suasana latihan terasa hidup dan menyenangkan. Di bawah udara sejuk pegunungan dan gemericik air terjun yang menenangkan, peserta belajar bagaimana menjadi pemandu wisata yang komunikatif, informatif, dan berkarakter.

Foto by Robert Perkasa 
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antara dua desa peserta, Wae Lolos dan Golo Loni, untuk saling bertukar ide dan strategi dalam memperkuat potensi wisata lokal masing-masing.

‎Inspirasi untuk Pariwisata NTT yang Berdaya Saing

Melalui kegiatan yang digagas oleh Bank Indonesia, hari kedua Bootcamp ini menjadi momen penting dalam memperkuat kapasitas dan jejaring pelaku pariwisata di Nusa Tenggara Timur.

Peserta tidak hanya mendapat wawasan dari Desa Penglipuran, Bali, tetapi juga merasakan pengalaman nyata di lapangan yang menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pariwisata berbasis komunitas dan budaya.

Menjelang sore, para peserta kembali dengan semangat baru. Mereka membawa pulang inspirasi dari Bali dan pengalaman dari Wae Lolos—dua contoh nyata bahwa dengan kerja sama, inovasi, dan cinta terhadap budaya lokal, pariwisata NTT dapat menjadi lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

post your comment

Previous Post Next Post